[Filipina] Kisah Singkat di Manila

Sebelum melakukan perjalanan kali ini, gue melakukan riset kecil-kecilan untuk mengetahui pendapat orang tentang filipina. Mostly of the answer adalah sama, kembaran Jakarta! Sepakat? Let’s have a take look from my last journey to the capital city of phillipines, Manila 😉

Semua perjalanan gue ke luar negeri selalu diawali dengan Bismillah dan tiket promo. Iya, promo. Kali ini gue menggunakan maskapai yang agak berbeda dari biasanya, yaitu Cebu Pacific Air. Agak jarang dan asing di telinga ya? Emang sih! Ah… yang penting murah..

Kenapa harus Manila?

Iya, kenapa? banyak orang menyayangkan kenapa harus explore manila yang menurut versi mereka Manila adalah kembaran dari Jakarta. Menurut mereka atau setidaknya apa yang pernah mereka lihat langsung di televisi, Manila itu macet, polusi, semrawut dan mirip Jakarta.

Berdasarkan sejarah, Manila adalah salah satu negara di asia tenggara yang pernah dijajah oleh bangsa Spanyol. Spanyol pernah berkuasa di Filipina sejak abad ke 15. Dan layaknya Negara lain yang pernah dijajah oleh suatu bangsa, peninggalan sejarah banyak terdapat di Negara yang pernah dijajah tersebut. Salah satunya adalah arsitektur khas eropa dalam hal ini Spanyol. Menilik sejarah Filipina yang mirip Indonesia, dimana bangsa penjajah datang silih berganti menjajah negara kepulauan terbesar setelah Indonesia ini. Filipina menyatakan merdeka dari penjajahan spanyol pada tanggal 12 Juni 1898, namun pasukan Amerika dengan cepat mengambil alih negara ini dan menjadikannya sebagai basis kekuatan di Asia Pasifik. Akhirnya, pada tanggal 4 Juli 1946 Amerika menyerahkan kembali kemerdekaan Filipina setelah momen kekalahan tentara Jepang di Asia Pasifik. Cukup membahas sejarahnya, ada sebuah distrik di Manila dimana kita bisa menyaksikan langsung peninggalan sejarah tersebut. Nama tempat tersebut adalah INTRAMUROS.

Rizal Park

Sebelum mencapai tujuan utama yaitu intramuros, gue menyempatkan singgah di objek wisata terkenal lainnya di Manila yaitu Rizal Park. Rizal park ini letaknya bersebelahan dengan intramuros dan lokasinya sangat strategis di jantung kota Manila sehingga dapat dengan mudah dijangkau dengan berbagai moda transportasi. Rizal park adalah sebuah tempat yang sengaja dibuat oleh pemerintah Filipina untuk mengenang salah satu pahlawan nasionalnya yaitu Jose Rizal. Di tempat ini terdapat sebuah tiang bendera super besar dengan tinggi 31 Meter sebagai penanda “kilometer 0” dari negara ini. Semua perhitungan jarak di kota Manila bahkan Filipina, diukur dari titik kilometer 0 ini.

Rizal Park
Rizal Park

Tepat di tugu tersebut, dijaga beberapa tentara yang dengan teguhnya bertahan dibawah terpaan sinar matahari Manila 😦

Menuju Intramuros

Hampir semua panduan wisata yang gue gunakan untuk menyusun jadwal trip kali ini selalu menyebut intramuros dalam urutan pertama hal yang harus dikunjungi ketika di Manila. Menuju tempat ini, susah susah gampang. Kenapa susahnya gue sebut 2x?? karena ketika kita bertanya kepada warga setempat untuk petunjuk arah menuju tempat ini, gue selalu dianggap filipino dan berujung menggunakan bahasa tagalog! *kemudian hening*

Setelah perjuangan tanya sana sini dan berbekal map offline yang gue install di HP, akhirnya gue tiba di objek wisata paling terkenal seantero manila yaitu intramuros. Fyi, MRT dan LRT tidak melintasi daerah ini. Kita harus berjalan cukup jauh dari stasiun terdekat yaitu Stasiun U.N. Avenue (versi aplikasi online HP gue). Rute yang gue tempuh adalah Stasiun EDSA – Stasiun U.N. Avenue – Rizal Park – Intramuros (semuanya ditempuh menggunakan kaki dan otak yang waras).

Intramuros? udah deket kok :')
Intramuros? udah deket kok :’)

Saran buat yang mukanya ga terlalu terlihat seperti filipino seperti gue, cobalah bertanya sana sini cara termudah menuju intramuros. Saat itu, gue melihat jeepney dengan rute yang kebetulan melintasi intramuros.

Welcome to Intramuros
Welcome to Intramuros

Semua bangunan disini, penuh dengan nuansa kuno khas eropa. Dan dengan negara yang cukup lama dijajah bangsa barat, tentunya sebagian besar penduduk mayoritas beragama kristen dan gereja dapat dengan mudah ditemui di berbagai penjuru kota ini. Hampir di setiap sudut intramuros ini, prewedding-able banget! Jadi, bagi yang hobi bernarsis ria, anda berada di tempat yang tepat. Kembali ke tujuan utama gue saat mengunjungi intramuros Manila ini adalah Gereja San Agustin.

Bercerita sedikit tentang gereja San Agustin, gereja ini adalah gereja dengan umur paling tua di Filipina. Didirikan pada tahun 1571, gereja ini ditetapkan oleh UNESCO sebagai “world heritage site” sejak tahun 1993. Hal inilah yang menarik hampir setiap wisatawan yang berkunjung ke Manila untuk singgah ke gereja ini. Setiap wisatawan yang ingin masuk ke dalam gereja ini dikenakan biaya sebesar 100 piso. Percayalah dengan biaya “hanya” sebesar itu, anda akan mendapatkan pengalaman yang tak terhingga. Sayangnya, ketika gue berkunjung ke tempat ini, sedang dilakukan renovasi di beberapa bagian gedungnya sehingga membuat suasana cukup berdebu dan kurang nyaman. 😦

Selain Gereja San Agustin, banyak sekali bangunan yang bisa dikunjungi di intramuros ini. Let the pictures talk 🙂

IMG_5912
Palacio del gobernador

 

Casa de Manila
Casa de Manila
Plaza del Roma
Plaza del Roma

Setelah puas gempor di Intramuros, akhirnya gue memutuskan menyerah dan menggunakan taksi untuk menuju bandara. Pertimbangannya adalah, CAPEK dan menghemat waktu (meskipun penerbangan lanjutan ke beijing masih lama). Fyi, hampir semua supir yang ada di belantara kota Manila ini adalah lulusan akademi supir medan yang diekspor ke Filipina. Maksudnya adalah, jika kalian pernah berkunjung ke kota Medan, maka anda akan menemui semua pengendara seantero kota dengan gaya menyetir agak sembrono. Hal yang harus dicermati adalah jika kalian berpikir Jakarta itu macet semrawut dan hal buruk lainnya, percayalah bahwa kalian harus berkunjung ke kota ini dan anda akan bersyukur hidup di Jakarta dan tidak akan pernah mengeluh lagi tentang kemacetan Jakarta.

NB:

– Waspada tourist scam di intramuros! banyak tukang becak menawarkan jasa dengan harga unreasonable

– Wajib dicoba adalah pisang karamel yang dapat ditemui di intramuros dengan harga sangat murah. Rasanya enak banget! It’s very recommended

– MRT di Manila persis seperti commuter line di Jakarta namun dengan rute lebih strategis karena membelah kota Manila dan menjangkau tempat-tempat strategis di Manila

– Jika memiliki penerbangan lanjutan, jangan pernah membuang boarding pass kalian dari Indonesia, karena di Manila menerapkan aturan untuk membayar airport tax persis seperti di Indonesia